1. Mengetahui apa itu fuzzy
2. Memahami cara penggunaan fuzzy logic
2. Alat dan Bahan [Kembali]
tidak ada (bukan percobaan)
3. Dasar Teori
[Kembali]
Definisi Fuzzy
Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar yang artinya suatu
nilai dapat bernilai benar atau salah secara bersamaan. Dalam fuzzy dikenal derajat
keanggotan yang memiliki rentang nilai 0 (nol) hingga 1 (satu). Logika fuzzy
merupakan suatu logika yang memiliki nilai kekaburan atau kesamaran antara
benar atau salah. Dalam teori logika fuzzy suatu nilai dapat bernilai benar atau salah
secara bersamaan. Namun seberapa besar kebenaran dan kesalahan tergantung pada
bobot keanggotaan yang dimilikinya.
Dalam kehidupan sehari–hari, dapat dijumpai banyak gejala kekaburan.
Ambil suatu contoh, dalam suatu kelas seorang guru menyuruh muridnya yang
memiliki sepeda untuk angkat tangan, maka dengan mudah murid yang memiliki
sepeda akan mengangkat tangannya. Namun ketika guru tersebut menyuruh murid
yang pandai untuk mengangkat tangannya, maka akan timbul keragu-raguan,
apakah mereka termasuk kelompok yang pandai atau tidak. Batas antara “punya
sepeda” dengan “tidak punya sepeda” adalah jelas dan tegas, tetapi tidak demikian
halnya antara “pandai” dan “tidak pandai”. Dengan kata lain himpunan para murid
yang pandai dan tidak pandai seakan–akan dibatasi secara tidak tegas atau kabur.
Maka diperlukan suatu bahasa keilmuan baru yang mampu menangkap
ketidaktegasan/kekaburan istilah bahasa sehari–hari yang memadai (Susilo, 2006).
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy, yaitu :
a. Variabel fuzzy
Variabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu sistem
fuzzy. Contoh : umur, temperatur, permintaan, dsb.
b. Himpunan fuzzy
Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau
keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy.
Himpunan fuzzy memiliki atribut, yaitu :
1. Linguistik
Yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau kondisi tertentu
dengan menggunakan bahasa alami, seperti : MUDA, PAROBAYA, TUA.
2. Numeris
Yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel seperti
: 50, 25, 45, dsb.
3. Semesta Pembicaraan
Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk
dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan
himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari
kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun
negatif. Adakalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya.
Contoh : semesta pembicaraan untuk variabel umur : [0,100]
9
4. Domain
Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta
pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy.
Contoh :
a. MUDA = [0,40] artinya seseorang dikatakan muda
dengan umur 0 hingga 40
b. PAROBAYA = [30,50] artinya seseorang dikatakan parobaya
dengan umur 30 hingga 50
c. TUA = [40,+∞] artinya seseorang dikatakan tua
dengan umur 40 hingga +∞
Operasi pada Himpunan Fuzzy
Ada beberapa operasi yang didefenisikan secara khusus untuk
mengkombinasikan dan memodifikasi himpunan fuzzy. Nilai keanggotaan sebagai
hasil dari operasi 2 himpunan sering dikenal dengan nama fire strength
∝−๐๐๐๐๐๐๐๐ก. Ada 3 operator dasar yang diciptakan oleh Zadeh, yaitu : AND, OR
dan NOT.
a. Operator AND (DAN)
Operator ini berhubungan dengan operasi interseksi pada himpunan ∝ −
๐๐๐๐๐๐๐๐ก sebagai hasil operasi dengan operator AND diperoleh dengan
mengambil nilai keanggotaan terkecil antar elemen pada himpunan-himpunan
yang bersangkutan. ยตA∩B = min(ยตA(x), ยตB(y))
b. Operator OR (ATAU)
Operator ini berhubungan dengan operasi union pada himpunan ∝ − ๐๐๐๐๐๐๐๐ก
sebagai hasil operasi dengan operator OR diperoleh dengan mengambil nilai
keanggotaan terbesar antar elemen pada himpunan-himpunan yang
bersangkutan. ยตAUB = max(ยตA(x), ยตB(y))
c. Operator NOT (KOMPLEMEN)
Operator ini berhubungan dengan operasi komplemen pada himpunan ∝ −
๐๐๐๐๐๐๐๐ก sebagai hasil operasi dengan operator NOT diperoleh dengan
10
mengurangkan nilai keanggotaan elemen pada himpunan yang bersangkutan
dari 1. ยตA = 1- ยตA(x)
Sistem Inferensi Fuzzy
Salah satu aplikasi logika fuzzy yang telah berkembang sangat luas dewasa
ini adalah sistem inferensi fuzzy, yaitu sistem komputasi yang bekerja atas dasar
prinsip penalaran fuzzy, seperti halnya manusia melakukan penalaran dengan
nalurinya. Misalnya penentuan produksi barang, sistem pendukung keputusan,
sistem klasifikasi data, sistem pakar, sistem pengenalan pola, robotika, dan
sebagainya.
Pada umumnya ada 3 metode sistem inferensi fuzzy yang digunakan dalam
logika fuzzy, yaitu : Metode Tsukamoto, Mamdani, dan Sugeno.
a. Metode Tsukamoto
Metode Tsukamoto merupakan perluasan dari penalaran monoton. Setiap
konsekuen pada aturan yang berbentuk JIKA-MAKA harus dipresentasikan dengan
suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya,
output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan
ฮฑ-predikat. Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot.
b. Metode Mamdani
Untuk metode ini, pada setiap aturan yang berbentuk implikasi (“sebab
akibat”) anteseden yang berbentuk konjungsi (AND) mempunyai nilai keanggotaan
berbentuk minimum (MIN), sedangkan konsekuen gabungannya berbentuk
maksimum (MAX), karena himpunan aturanaturannya bersifat independent (tidak
saling bergantung).
c. Metode Sugeno
Penalaran dengan Metode Sugeno hampir sama dengan penalaran
Mamdani, hanya saja output (konsekuen) sistem tidak berupa himpunan fuzzy,
melainkan berupa konstanta atau persamaan linear. Metode ini diperkenalkan oleh
Takagi-Sugeno Kang pada tahun 1985, sehingga metode ini sering dinamakan
dengan Metode TSK.
video aplikasi fuzzy logic
penerapan matlab pada sistem prakiraan cuaca menggunakan metode mamdani logika fuzzy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar